Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan Melalui Strategi DIPLOMASI

 1. Perundingan Linggarjati

Ketua
: Sutan Syahrir (perwakilan Indonesia)

Waktu
: 11 – 15 November 1946

Lokasi
: Linggarjati

Latar Belakang
: Karena masuknya AFNEI yang diboncengi NICA ke indonesia dan Jepang menetapkan "status quo" di Indonesia menyebabkan terjadinya Konflik antara Indonesia dengan Belanda

Akhir
: - Belanda mengakui secara de facto Republik Idonesia dengan wilayah kekuasaan meliputi Sumatra,Jawa,dan Madura. Belanda sudah harus meninggalkan daerah de facto paling lambat pada tanggal 1 januari 1949
- Republik Idonesia dan Belanda akan bekerja sama dalam membentuk negara serikat dengan nama RIS. Negara Indonesia Serikat akan terdiri dari RI,Kalimantan,dan Timur Besar. pembentukan RIS akan diadakan sebelum tanggal 1 januari 1949
- RIS dan Belanda membentuk uni Indonesia-Belanda dengan ratu Belanda sebagai ketua.

2. Perundingan Renville
Ketua
: Mr. Amir Syrifuddin

Waktu
: 8 Desember 1947

Lokasi
: kapal USS Renvile di teluk Jakarta

Latar Belakang
: Adanya agresi militer belanda I yang mana tindakan belanda ini telah melanggar perjanjian linggarjati, sehingga PBB pun turun tangan untuk mendamaikan antara belanda dengan indonesia dengan membentuk komisi tiga negara yang mencetuskan perjanjian renville.

Akhir
: Perundingan tersebut gagal sebab belanda tetap pada kehendaknya sendiri dan belanda tidak lagi mengakui hasil perjanjian renville.

3. Komisi 3 Negara

Ketua
: Amir syarifudin

Waktu 
: 25 Agustus 1947

Lokasi 
: Jakarta

Latar belakang
: bermula ketika pada tanggal 20 Juli 1947 Van Mook menyatakan, bahwa ia merasa tidak terikat lagi dengan persetujuan Linggarjati dan perjanjian gencatan senjata. Seperti diketahui bahwa pada tanggal 21 Juli 1947 tentara Belanda melancarkan agresi militer terhadap pemerintah Indonesia.

Akhir
: 1. Belanda hanya mengakui Jawa tengah, Yogyakarta, dan Sumatera sebagai bagian wilayah Republik Indonesia
2. Disetujuinya sebuah garis demarkasi yang memisahkan wilayah Indonesia dan daerah pendudukan Belanda
3. TNI harus ditarik mundur dari daerah-daerah kantongnya di wilayah pendudukan di Jawa Barat dan Jawa Timur Indonesia di Yogyakarta.

4. Perjanjian Roem-Royen

Ketua
: Mohammad Roem dan Herman van Roijen.

Waktu
: 14 April 1949

Lokasi
: Hotel Des Indes, Jakarta.

Latar Belakang
: Diawali dari serangan tentara belanda ke yogyakarta dan penahanan kembali para pemimpin RI mendapat kecaman dari dunia internasional. sementar itu belanda dalam agresi militer II melancarkan propaganda bahwa TNI telah hancur.

Akhir
: presiden soekarno dan wakilnya moh hatta kembali ke yogyakarta. pada tanggal 10 juli 1949 panglima besar jendral sudirman kembali ke yogyakarta yg hampir 7 bulan bergerilya.

5. Konferensi Inter Indonesia
Ketua
: Mohammad Hatta (ke-1) , Sultan Hamid (ke-2)

Waktu
: pertama 19 hingga 22 Juli 1949,kedua 31 Juli-2 Agustus 1949

Lokasi
: pertama di Yogyakarta,kedua di Jakarta

Latar Belakang
: Untuk mempersiapkan diri Indonesia menjelang adanya konferensi meja bundar (KMB) dan membahas rencana dukungan BFO mengenai pemulihan kedaulatan RI tanpa syarat.

Akhir
: Hasil kesepakatan dari Konferensi Inter-Indonesia adalah:
1. Negara Indonesia Serikat disetujui dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS) berdasarkan demokrasi dan federalisme (serikat).
2. RIS akan dikepalai oleh seorang Presiden dibantu oleh menteri-menteri yang bertanggung jawab kepada Presiden.
3. RIS akan menerima penyerahan kedaulatan, baik dari Republik Indonesia maupun dari kerajaan Belanda.
4. Angkatan perang RIS adalah angkatan perang nasional, dan Presiden RIS adalah Panglima Tertinggi Angkatan Perang RIS.
5. Pembentukkan angkatan Perang RIS adalah semata-mata soal bangsa Indonesia sendiri. Angkatan Perang RIS akan dibentuk oleh Pemerintah RIS dengan inti dari TNI dan KNIL serta kesatuan-kesatuan Belanda lainnya.

Sidang kedua Konferensi Inter Indonesia di selenggrakan di Jakarta pada tanggal 30 Juli dengan keputusan:
1. Bendera RIS adalah Sang Merah Putih
2. Lagu kebangsaan Indonesia Raya
3. Bahasa resmi RIS adalah Bahsa Indonesia
4. Presiden RIS dipilih wakil RI dan BFO. Pengisian anggota MPRS diserahkan kepada kebijakan negara-negara bagian yang jumlahnya enam belas negara. Kedua delegasi juga setuju untuk membentuk panitia persiapan nasional yang bertugas mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pelaksanaan Konferensi Meja Bundar.

6. KMB (Konferensi Meja Bundar)
Ketua
: Drs . Muhammad Hatta

Waktu
: 23 Agustus 1949 sampai 2 November 1949

Lokasi
: Den Haag,Belanda

Latar Belakang
: kegagalan Belanda yang ingin meredam kemerdekaan Bangsa Indonesia dengan menggunakan cara kekerasan.

Akhir
: Konferensi ini berakhir dengan kesediaan Belanda untuk menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat.








Komentar

Postingan populer dari blog ini

Control Panel Hosting

Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia

Peristiwa Sekitar Proklamasi